top of page

REMAJA & KEKERASAN

Writer's picture: GAYATRI AYU LESTARIGAYATRI AYU LESTARI

Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi- fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995). Di zaman sekarang ini, semua orang baik tua atau muda sudah tidak asing dengan yang namanya “pacaran”. Menurut mereka pacaran sesuatu hal yang wajar terjadi, apalagi jika para remaja berpacaran itu hal yang lumrah. Para orang tua pun membenarkan “pacaran” tersebut bukan hal yang buruk, karena bagi orang tua jika anak mereka mempunyai pacar, maka mereka akan senang karena anak mereka disukai oleh lawan jenisnya. Para remaja, menganggap bahwa pacaran akan membawa hal positif bagi nya seperti menjadi semangat untuk pergi ke sekolah karena akan bertemu dengan pacarnya, dan mereka bisa mencurahkan rasa ketertarikan terhadap lawan jenisnya. Hal-hal tersebut salah satu dari banyak nya alasan kenapa para remaja memutuskan untuk pacaran.


Dari semua alasan tersebut orang tua tidak menyadari bahwa dengan berpacaran bisa memberikan dampak negatif bagi anak. Apalagi masa remaja yang identik dengan pergejolakan mental yang dapat membawa pengaruh terhadap gaya hidup dan prilaku mereka. Proses pencarian jati diri pada remaja akan membawa mereka mencoba berbagai hal dalam hidupnya. Dalam proses pencarian jati diri remaja memiliki rasa ingin tahu (curiosity) yang sangat tinggi. Lingkungan pertemanan mereka juga sangat penting dalam pengambilan keputusan, para remaja umunya lebih mendengarkan saran dari temantemannya daripada orang tuanya. Karena mereka berpikir orang tua mereka memiliki pengalaman yang sangat jauh berbeda dari sekarang, sehingga pola pikirnya pun bebeda. Para remaja umumnya lebih sering menghabiskan waktu mereka bersama teman-teman dibandingkan dengan orang tua. Hal itulah yang menjadi peran pertemanan sangat penting dalam tumbuh kembang para remaja. Para remaja mungkin sudah bisa membandingkan hal yang baik dan hal yang benar, tapi ia akan melakukan hal apapun jika itu membuat mereka bahagia, disisi inilah para remaja rentan mengalami hal-hal negatif bagi dirinya. Seperti, penggunaan obat-obat terlarang dan seks bebas. Hal yang tak kalah bahaya nya adalah kekerasan dalam pacaran, kekerasan tersebut rentan terjadi pada para remaja yang berpacaran. Kekerasan tersebut biasanya muncul karena ada penguasaan atau rasa cemburu yang berlebih oleh salah satu pasangan. Karena kekuasaan atau rasa cemburu itu ia akan bertindak apapun sesuai keinginan nya, kekerasan yang terjadi bisa berbentuk kekerasan fisik maupun kekerasan verbal. Karena kekerasan tersebut berdampak negatif kepada korban seperti, tidak percaya diri, depresi hingga bunuh diri. Kurangnya edukasi kepada orang tua dan remaja pun, bisa meningkatkan korban dari kekerasan dalam pacaran itu.


Untuk itu, diperlukan pengawasan dan perhatian kepada anak agar mereka terbuka tentang hal-hal yang mereka alami. Karena para remaja masih sangat membutuhkan perhatian dari orang tua mereka, agar mereka tidak salah dalam mengambil tindakan. Bagi lembaga sekolah diharapkan selalu menjadi pengontrol dan pengawas setiap tindakan siswa dan siswinya. Diharapkan juga sekolah melalui guru memberikan bimbingan dan edukasi terehadap siswa-siswinya, dengan menanamkan pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama terhadap semua remaja. Bagi para remaja diharapkan agar lebih berhati-hati dalam bergaul, agar tidak terjerumus dalam tren jaman sekarang yang memiliki nilai buruk. Diharapkan juga agar setiap remaja agar selalu memikirkan matang-matang terlebih dahulu sebelum bertindak dengan mempertimbangkan baik buruknya.


8 views0 comments

Recent Posts

See All

Comentarios


Join our mailing list

Thanks for submitting!

© 2020 by HIMAKRIM

PHOENIX

bottom of page