Shoplifters merupakan film garapan Hirokazu Koreeda yang rilis pertama kali pada Mei tahun 2018 yang menceritakan tentang orang-orang terbuang yang berusaha menambal kekurangan satu sama lain bersama dalam ikatan bernama “keluarga”. Orang-orang buangan yang percaya bahwa dorongan untuk bertahan hidup bersama dan menghasilkan uang dengan berbagai cara di tengah kondisi ekonomi global yang semakin sulit.dan juga menciptakan lingkungan pengasuhan yang baik lebih penting daripada kepatuhan yang ketat terhadap norma-norma masyarakat.
Sang ayah;Osamu Shibata, merupakan seorang buruh bangunan yang lebih sering menghabiskan waktunya untuk mengutil sebuah toko. Kemudian sang ibu;Nobuyo Shibata, bekerja di tempat pencucian baju dengan gaji rendah. Pasangan suami istri ini tinggal di sebuah rumah kecil bersama dengan sang nenek;Hatsue Shibata, yang mengandalkan uang pensiun untuk membantu menghidupi keluarga tersebut. Keluarga ini juga hidup lengkap dengan sepasang anak bernama Aki yang bekerja sebagai wanita penghibur dan Shota yang sering ikut beraksi dengan sang ayah menjadi pengutil.
Suatu hari setelah pulang mengutil (mencuri), Shota dan ayahnya bertemu gadis kecil yang terlantar di depan pintu balkon rumahnya. Merasa kasihan akhirnya Osamu pun membawa pulang anak itu;Yuri, untuk memberinya makan malam. Namun saat ingin mengantar pulang Yuri, Osamu dan Nobuyo melihat kedua orang tua Yuri bertengkar dan seperti tidak memperdulikan yuri yang tak ada dirumah. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menjaga Yuri karena melihat tandatanda kekerasan yang dialami Yuri dibadannya saat tinggal berasa orang tua kandung nya.
Masuknnya Yuri kedalam keluarga itu membuka kejanggalan yang berujung pada kenyataan bahwa sebenarnya mereka semua bukanlah keluarga yang diikat oleh sebuah hubungan darah. Seperti Aki yang membuat keluarga kandungnya berpikir bahwa ia sedang menempuh pendidikan di Australia. Padahal ia bekerja sebagai wanita penghibur dan lebih memilih untuk tinggal di Keluarga Shibata. Nenek Hatsue pun sebenarnya adalah mantan istri dari kakek kandung Aki. Ia mendapat uang secara rutin dari keluarga kandung Aki. Begitu pula Shota, ia adalah anak yang dirawat oleh keluarga ini setelah Osamu menemukannya di dalam mobil.
ANALISIS FILM MENGGUNAKAN TEORI KRIMINOLOGI (ANOMIE)
Secara keseluruhan, film tersebut menunjukaan banyak sekali permasalahan masyawakat dalam Jepang modern dan berhasil mengumpulkan isu sosial khususnya tentang anak, perempuan, dan lansia menjadi kesatuan teka-teki. Sang sutrada pun berhasil membuat penonton tentang apa yang biasanya diyakini masyarakat perihal sebuah keluarga. Jika dihubungan dengan sebuah teori tetang Anomie oleh Emile Durkheim ataupun
Robert K. Merton, apa yang dilakukan didalam film tersebut merupakan sebuah
PerilakuYangMenyimpang. Anomie adalah sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Émile Durkheim untuk menggambarkan keadaan yang kacau, tanpa peraturan. Kata ini berasal dari bahasa Yunani a-: “tanpa”, dan nomos: “hukum” atau “peraturan”. Istilah Anomie pertama kali diperkenalkan oleh Emile Durkheim yang diartikan sebagai suatu keadaan tanpa norma. Situasi Anomie dapat berakibat negatif bagi sekelompok masyarakat dan lingkungannya karena mereka tidak memiliki aturan yang pasti. Oleh karenanya mereka akan melakukan apapun termasuk perilaku menyimpang dan kejahatan demi dapat mencapai tujuan yang mereka inginkan. Seperti teori yang dikeluarkan oleh Robert K. Merton dengan mengadaptasi teori Anomie dari Durkheim, bahwa Terjadinya suatu penyimpangan dikarenakan adanya ketidaksesuaian/timbulnya perbedaan antara CurturalGoals dan InstitutionalMeans sebagai akibat dari cara masyarakat diatur struktur masyarakat karena adanya pembagian kelas. Dan perbedaan tersebut pun dibagi kedalam 5 bentuk adaptasi yang berbeda.
Dalam film Shoplifters ini, terdapat bagian adegan dimana Shota dan sayng ayah Osamu yang mencuri (mengutil) barang dari sebuah took untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Hal tersebut walaupun mempunyai maksud dan tujuan yang baik, namu mereka memilih jalan yang salah untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini sama dengan pembagian Adaptasi dari Robert K. Merton yaitu Innovation, yang mana terjadi keadaan yang menerima tujuan budaya (Cultural Goals) tetapi memilih cara (InstitutionalMeans) yang salah.
Sama seperti halnya Osamu dan Shota, kisah lain di film ini yang menunjukan Adaptasi Innovationadalah perilaku sang anak perempuan, Aki. Aki bekerja menjadi seorang wanita penghibur disebuah klub hiburan. Saat keluarganya tahu pun, mereka tidak melarangnya dan menganggap itu bukan suatu penyimpangan, melaikan adalah salah satu cara untuk menghasilkan uang. Begitu pula dengan Keluarga Shibata, yang tetap mengambil uang pensiunan suami Nenek walaupun sang nenek sudah meninggal.
Selain Adanya adaptasi Innovation,dalam film ini juga terdapat adaptasi Repertism yang berarti tujuan budaya yang dipilih oleh keluarga Shibata adalah tidak benar, maka aktivitas yang ia lakukan pun juga tidak benar. Contoh nya seperti saat Nenek Hatsue meninggal, keluarga Shibata lebih memilih mengubur sang nenek didalam rumah dan merahasiakan kematiannya hanya demi tetap mendapatkan uang pesiun suami sang nenek. Juga tindakan kekerasan yang dilakukan orangtua Yuri kepada anak mereka sampai sang anak mengalami luka-luka di tubuhnya, juga merupakan tindak penyimpangan.
Anomie terjadi karena kondisi masyarakat yang tidak mengikuti kondisi yang telah ditetapkan dan suatu kejahatan pasti akan terus terjadi karena selalu terjadinya perlawanan-perlawanan pada nilai-nilai norma. Sama seperti halnya Osamu yang pertama kali mengajari Shota untuk mencuri barang-barang di toko kelontong. Shota diajarkan mencuri oleh Osamu dengan alasan palsu. Bahwa barang yang terdapat di toko sebelum dibeli bukanlah milik siapapun. Dan lambat lalun shota pun menjadi terbiasa menjadi seorang pengutil. Begitu pula dengan Yuri yang kembali diajarkan untuk mencuri. Sehingga kejahatan ini pun terus berulang akan terjadi.
Setelah berbagai kisah yang dilewati, akhirnya tindakan penyimpangan yang dilakukan keluarga Shota pun terbongkar satu per satu. Oshamu dan Nobuyo yang ketahuan pernah membunuh orang dan menyembunyikan mayatnya di rumah mereka. Ditambah mereka juga mengubur sang nenek di rumah tersebut. Dan juga tindakan mereka yang “mengadopsi” Yuri juga disebut sebagai tindak penculikan anak. Hingga pada akhirnya Nobuyo pun menyerahkan diri untuk menebus semua kesalahan yang ia dan suaminya perbuat.Selain beberapa penyimpangan diatas, sebenarnya film ini juga minyinggung soal nilai kekeluargaan. Secara keseluruhan, ini menunjukkan banyak masalah dalam masyarakat Jepang modern dan menawarkan sedikit cahaya untuk masa depan, yang mungkin menyimpang dari pendirian masyarakat umum selama ini. Yaitu mungkinkah keluarga pluralistik ini menjadi alternatif bagi kebutuhan dasar manusia akan kasih sayang sebuah keluarga?. Ini bisa menjadi relevan untuk masyarakat Jepang yang menua dengan penurunan angka kelahiran dan tren pertumbuhan tunggal. Namun apa yang terjadi dalam film Shopliftersini memiliki pandangan yang pesimis, seolaholah mengumumkan bahwa hal yang terjadi dalam film ini menjadi sesuatu yang mustahil dalam kenyatan.
コメント